RSS

Vygotsky's Theory in My Life

 Kelompok 13
Members :
Dessy Awallia      (13-020)
Safira S                (13-040)
Mutia L                (13-070)
Dwi Clara G         (13-116)
Dessy Natalia       (13-130)

Di postingan kali ini saya akan membahas teori Vygotsky dan pengalaman saya yang sesuai dengan teori ini. yuuukk, check it out!!!

Lev Vygotsky adalah salah satu tokoh yang memaparkan teori perkembangan anak. Vygotsky memiliki 3 asumsi yang menjadi inti, yaitu:

1.)    Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental

Maksudnya disini adalah memahami fungsi kognitif anak denan memeriksa asal usulnya dan transformasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya. Saya contohkan dengan diri saya, waktu saya kecil saya sering melihat mamah (ibu saya), beliau adalah seorang perawat, yang memberi obat kepada pasien-pasiennya dengan berbagai keluhan. Dari sana saya bisa mengetahui obat apa yang harus diberikan kalau kita sakit ini. Jadi kemampuan saya yang bisa mengerti obat apa yang akan saya makan saat saya sedang sakit tanpa menanyakan dulu kepada mamah saya sudah berkembang dari yang hanya melihat dan menanyakan kepada mamah di waktu yang lalu.

2.)    Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan mentransformasi aktivitas mental
Vygotsky percaya bahwa bahasa adalah alat yang paling penting untuk membantu anak merancang aktivitas dan memecahkan problem. Pada masa kecil saya, saya tidak terlalu ingat bagaimana proses kognitif ini berlangsung, tentu saja, karena saya masih pada umur yang masih sangat muda. Tapi mungkin pada waktu saya masih sangat kecil (ya sekarang memang tidak bisa dikatakan kecil karna badan saya besar -_-“ hehe) saya menangis karena ada sesuatu yang membuat saya tidak nyaman, dan orangtua saya mengerti arti tangisan itu dan melakukan hal yang akan membuat saya kembali nyaman.
3.)    Kempuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Dalam asumsi ini Vygotsky mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleg kegiatan sosial dan kultural. Waktu saya masih bersekolah saya mengingat kalau belajar berhitung ( kali, bagi, tambah, kurang) hanya dengan menggunakan pensil, kertas dan otak. Saya diminta oleh mamah untuk tidak tergantung pada alat-alat yang mempermudah tugas sekolah saya, seperti kalkulator. Tapi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, saya melihat adik saya belajar berhitung dengan kalkulator yang ada dihandphonenya.
Ada juga beberapa gagasan yang dikemukakan oleh Vygotsky, antara lain:
a.       Zone od Proximal Development (ZPD)
ZPD adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dipelajari dengan bantuan dari orang yang lebih mampu. Contoh paling sederhana adalah ketika saya belajar berhitung dengan rumus. Awalnya saya tidak mengerti apakah arti simbol-simbol dari rumus tersebut, tetapi guru saya menjabarkan kepada saya arti-arti dari simbol tersebut sampai saya bisa menggunaan rumus tersebut.

b.      Scaffolding
Scaffolding adala teknik untuk mengubah level bantuan untuk belajar. Misalnya adalah ketika saya mulai belajar modern dance, saya mengerti gerakan yang akan saya lakukan. Tapi dalam belajar dance ini diperlukan detail dan power di setiap gerakan dan saya belum bisa menguasai gerakan dengan detail dan power-nya. Jadi kakak saya, sebagai pelatih saya mengajarkan saya cara menari yang benar dengan mengaplikasikan setiap detail dalam gerakan dan penggunaan power itu sendiri. Semakin lama semakin sedikit intensitas pelatihan dari kakak saya. Dan sampai akhirnya, saya dibiarkan latihan sendiri sampai saya mahir menggerakan gerakan tersebut.

c.       Bahasa dan Pemikiran
Vygotsky percaya bahwa anak-anak mnggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri dinamakan inner speech atau private speech. Mungkin saya masih sering melakukannya walaupun kata Piaget (salah satu tokoh perkembangan) itu adalah cara yang tidak dewasa. Saya melakukan private speech untuk memotivasi diri saya sendiri dalam menjalani hal-hal yang sebelumnya saya rasa sulit. Misalnnya ktika saya akan mempresentasikan tugas saya di perkuliahan, sayang akan sering mengatakan ”Dessy pasti bisa presentasi dengan baik” atau ”ayo, Des, lo (secara gua anak Jakarta gitulooohhh, hahaha) pasti bisa!” dalam hati saya atau dengan berbisik-bisik sendiri.

Jadi sekian lah Vygotsky’s theory in my life nya, ya readers. Jangan nanti kalau ada tugas lagi kita ketemu lagi yaJ huehehehe (aku posting bukan cuma karena tugas aja kok, hehehe). Biar dikata kaya pidato gitu saya mau mengucapkan terimakasih banyak bagi yang membaca posting-an ini dan juga maaf apabila ada kesalahan huruf, pengejaan, juga kata-kata yang saya paparkan (ceilaaahhhhhhh). Tapi sungguh cerita diatas bukanlah cerita fiktif (ketawa yaaaa, plisssss).
Dessy tunggu kritik , saran dan komentarnya ya readers!


0 komentar:

Posting Komentar